Memimpin adalah proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga terjadi peningkatan. Terlepas dari apakah itu bisa berupa peningkatan pengertian, produktivitas ataupun gairah untuk maju. Seorang pemimpinan adalah motor penggerak yang senantiasa mempengaruhi, mendorong dan mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya supaya mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu, menuntun, membimbing, memberi atau membangun motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik, sehingga mampu membawa sebuah organisasi mencapai tujuan yang direncanakan. Titik capai yang diharapkan adalah tercapainya tujuan oraganisasi seperti yang telah di gariskan. Organisasi yang saya maksutkan bukan hanya berupa kumpulan individu melainkan juga kumpulan dari anasir dalam pribadi kita masingmasing.
salah seorang tokoh pemimpin yang terkenal di Indonesia adalah Ki Hajar Dewantara, beliau adalah pendiri lembaga pendidikan Taman Siswa, karena Ki Hajar Dewantara adalah seorang pendidik maka teori kepemimpinan yang di kemukakan ada nuansa pendidikan di dalamnya. Bahwa konsep kepemimpinan: ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yang berarti didepan memberi contoh, ditengah ikut berpranserta dan dibelakang menjadi pendorong. Maksudnya seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk, memperhatikan, memelihara, dan menjaga kehendak dan keperluan kepada yang dipimpinya dengan baik, mampu bekerja sama dengan semuanya agar encapai tujuan bersama (keberhasilan tim).
Konsep kepemimpinan Ki Hajar Dewantara lebih menekankan peran dari pemimpin tersebut. Selain pemimpin memberi contoh, terlibat aktif didalam organisasi, pemimpin juga memberi ruang untuk berlatih bagi yang di pimpinnya, konsep melatih ini sangat kentara pada prinsip ketiga yaitu “Tut Wuri Handayani”. Konsep tersebut lebih pada konsep mengawasi dari kejauhan/momong, jadi bagi Ki Hajar dewantara kepemimpinan juga memasukkan konsep momong. Dalam bahasa wayang dikenal sebagai “njangkung/njampangi”. Lebih jauh konsep Ki Hajar Dewantara selaras dengan konsep alamiah dari alam dan juga selaras dengan konsep keTuhanan yang saya yakini. Dimana alam dan Tuhan sendiri selalu member ruang untuk makluqnya berlatih dan sekaligus memberi bocoran atas segala hal yang menjadi tujuan dari penciptaan.
Ada kalanya dalam mendidik/memimpin kita di hadapkan pada persoalan yang sangat pelik yaitu bagaimana siswa didik harus di beri tahu tetapi secara tidak langsung sebab bila diberi tahu langsung akan berbeda “nges” nya dibanding yang bersangkutan menemukan sendiri, ngonceki sendiri apa makna dari persoalan yang didapatnya atau memecahkan masalah yang dihadapi. Kadang pemimpin/pendidik harus memberikan bocoran/cloe biar siswa didik cepat mendapatkan akselerasi seperti yang di harapkan. Cloe adalah fasiltas yang secara sadar di rancang sebagai bentuk tanggungjawab telah memberanikan diri untuk memimpin/mendidik.
Banyak pertimbangan kenapa harus cloe, sebab jawaban tersebut hanya untuk yang bersangkutan bukan untuk oranglain. Bila mana tidak pas akan menyebabkan masalah, demi kebaikan disinilah cloe itu diperlukan.
c' es
catatan :
dokument ini di buat demi klestarian jiwa kepemimpinan yang berpendidikan
c' es
catatan :
dokument ini di buat demi klestarian jiwa kepemimpinan yang berpendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar